Rabu, 27 November 2013

Brand Building

 Brand Equity  
Brand equity adalah kekuatan suatu brand yang dapat menambah atau mengurangi nilai dari brand itu sendiri yang dapat diketahui dari respon konsumen terhadap barang atau jasa yang dijual.Oleh karena itu,  respon pelanggan dapat mempengaruhi tingkat penjualan. Jika mendapat respon baik dari pelanggan maka merek itu sudah mendapat kepercayaan dari konsumen. Kepercayaan tersebut membuat pelanggan menjadi loyal terhadap merek tersebut.
Menurut Soehadi (2005), kekuatan suatu merek (brand equity) dapat diukur berdasarkan 7 indikator, yaitu:
1.      Leadership: kemampuan untuk mempengaruhi pasar, baik harga maupun atribut non-harga.
2.      Stability: kemampuan untuk mempertahankan loyalitas pelanggan.
3.      Market: kekuatan merek untuk meningkatkan kinerja toko atau distributor.
4.      Internationality: kemampuan merek untuk keluar dari area geografisnya atau masuk ke negara atau daerah lain.
5.      Trend: merek menjadi semakin penting dalam industri.
6.      Support: besarnya dana yang dikeluarkan untuk mengkomunikasikan merek.
7.      Protection: merek tersebut mempunyai legalitas.


 Brand Awareness  
Brand Awareness adalah kemampuan pembeli potensial untuk mengenali atau mengingat bahwa sebuah merk merupakan anggota dari kategori produk tertentu.
Ada 4 tingkatan brand awareness yaitu:
1.      Unaware of brand (tidak menyadari merek)
Merupakan tingkat yang paling rendah dalam piramida kesadaran merek, dimana konsumen tidak menyadari akan adanya suatu merek.
2.      Brand recognition (pengenalan merek)
Tingkat minimal dari kesadaran merek. Hal ini penting pada saat seorang pembeli memilih suatu merek pada saat melakukan pembelian.
3.      Brand recall (pengingatan kembali terhadap merek)
Pengingatan kembali terhadap merek didasarkan pada permintaan seseorang untuk menyebutkan merek tertentu dalam suatu kelas produk.
Hal ini diistilahkan dengan pengingatan kembali tanpa bantuan, karena berbeda dari tugas pengenalan, responden tidak perlu dibantu untuk memunculkan merek tersebut.
4.      Top of mind (puncak pikiran)
Apabila seseorang ditanya secara langsung tanpa diberi bantuan pengingatan dan orang tersebut dapat menyebutkan satu nama merek, maka merek yang paling banyak disebutkan pertama kali merupakan puncak pikiran. Dengan kata lain, merek tersebut merupakan merek utama dari berbagai merek yang ada di dalam benak konsumen.
Contohnya yaitu:
Level yang pertama adalah top of mind. Maksudnya begini : merk apa yang pertama kali melintas di benak kita ketika saya meyebut kategori produk ponsel? Atau merk apa yang langsung muncul di kepala kita ketika saya menyebut produk sepeda motor?
Top of mind adalah merk yang pertama kali muncul dalam benak kita ketika ada pertanyaan seperti itu. Misal dalam kasus ponsel tadi, kemungkinan yang akan menjadi top of mind adalah BlackBerry. Sementara dalam kasus sepeda motor, respon pertama yang akan muncul biasanya adalah merek Yamaha.
Tahapan berikutnya adalah brand recall, atau merek-merek yang disebut kemudian setelah top of mind. Misal dalam kasus diatas yang termasuk dalam brand recall adalah merek Samsung (untuk ponsel) atau merek Honda (untuk kasus sepeda motor).
Tahapan berikutnya adalah brand recognition atau merek yang kita kenal setelah ada orang lain yang menyebutkan merk itu. Atau kita baru ingat merek itu setelah orang lain menyebutkannya. Misal dalam kasus ponsel, kita baru ingat akan adanya merek Panasonic atau merek Dopod setelah orang lain menyebutkan dua merek itu. Kita baru “ngeh” dan sadar ada ponsel dengan dua merek itu setelah ada informasi dari orang lain.
Tahapan terakhir adalah unaware of brand atau kita sama sekali tidak pernah tahu atau mendengar adanya merek itu. Sebagai contoh dalam kasus ponsel, kita mungkin tidak pernah tahu ternyata ada ponsel bermerk IMC atau merek HTC.
Pengelola merk atau brand tentu berharap agar semua brand produknya bisa masuk kategori top of mind.


 Brand Extension  
Brand Extension atau Brand stretching adalah sebuah strategi pasar yang digunakan perusahaan untuk memperkenalkan produk baru dengan nama merek yang sama namun dalam kategori produk yang berbeda. Hal ini dilakukan untuk mendongkrak pembelian dengan cara mendompleng merek induk yang sudah terlebih dahulu dikenal. Produsen mengincar brand awareness konsumen agar produk baru cepat dikenal. Produk baru ini disebut spin off.
Salah satu keuntungan yang menarik dari brand extension adalah biaya yang lebih murah dalam membangun merek extension. Mengkapitalisasi kekuatan merek yang saat ini dimiliki adalah jauh lebih murah dibandingkan dengan membangun merek baru.
Ada beberapa macan tipe brand extension seperti :
1.      Co-Branding
Co-Branding merupakan bentuk aliansi dua atau tiga merek dalam suatu kemitraan yang secara potensial dapat meningkatkan ekuitas merek masing-masing, termasuk profitabilitas mereka. Persyaratan yang paling penting bagi kesuksesan co-branding adalah adanya “kesesuaian yang logis” (logical fit) antara kedua merek, sehingga merek yang telah beraliansi dapat memaksimalkan kekuatan tiap-tiap merek dan meminimumkan kelemahannya.
Beberapa contoh bentuk Co-baranding adalah :
a.       Ingredients Co-Branding, mencakup pembentukan ekuitas merek untuk bahan, atau bagian yang terkandung dalam masing-masing produk yang bersifat melengkapi satu sama lain. Contohnya Betty Crocker’s brownie mix includes Hershey’s chocolate syrup. Ingredient branding pun memiliki kelemahan yaitu risiko bagi merek utama hanya dianggap sebagai barang komoditas. Hal ini mungkin saja terjadi bila ekuitas merek ingredient amat besar sehingga mengalahkan merek utama.
b.      Same company Co-Branding, dimana sebuah perusahaan dengan lebih dari satu produk mempromosikan merek mereka masing-masing secara bersamaan. Contohnya Kraft Lunchables and Oscar Mayer meats
c.       Joint venture Co-Branding, adalah kerja sama antara dua perusahaan yang memiliki target market yang sama untuk mengeluarkan sebuah produk. Contohnya Citibank menawarkan sebuah kartu kredit dimana jika memiliki kartu kredit tersebut maka secara otomatis pemegang telah menjadi anggota British Airways Executive Club.
d.      Multiple Sponsor Co-Branding, melibatkan dua atau lebih perusahaan untuk membentuk sebuah aliansi dalam bidang teknologi, promosi, dan penjualan. Contohnya kerjasama antara Citibank/American Airlines/Visa credit card partnership.

2.      Aliansi Strategis
adalah hubungan formal antara dua atau lebih kelompok untuk mencapai satu tujuan yang disepakati bersama ataupun memenuhi bisnis kritis tertentu yang dibutuhkan masing-masing organisasi secara independen. Aliansi strategis pada umumnya terjadi pada rentang waktu tertentu, selain itu pihak yang melakukan aliansi bukanlah pesaing langsung, namun memiliki kesamaan produk atau layanan yang ditujukan untuk target yang sama.
Ada empat tipe aliansi strategi, yaitu joint venture, equity strategic alliance, non-equity strategic alliance, dan global strategic alliances.
a.      Joint venture adalah aliansi strategis dimana dua atau lebih perusahaan menciptakan perusahaan yang independen dan legal untuk saling berbagi sumber daya dan akapabilitas untuk mengembangkan keunggulan bersaing.
b.      Equity strategic alliance adalah aliansi strategis dimana dua atau lebih perusahaan memiliki persentase kepemilikan yang dapat berbeda dalam perusahaan yang dibentuk bersama namun mengkombinasikan semua sumber daya dan kapabilitas untuk mengembangkan keunggulan bersaing.
c.       Nonequity strategic alliance adalah aliansi strategis dimana dua atau lebih perusahaan memiliki hubungan kontraktual untuk menggunakan sebagian sumber daya dan kapabilitas unik untuk mengembangkan keunggulan bersaing.
d.      Global Strategic Alliances adalah kerjasama secara partnerships antara dua atau lebih perusahaan lintas negara dan lintas industri. Terkadang alinasi ini dibentuk antara korporasi (atau beberapa korporasi) dengan pemerintah asing.

3.      Franchise Brand
Franchise sendiri berasal dari bahasa latin yakni francorum rex yang artinya “bebas dari ikatan”, yang mengacu pada kebebasan untuk memiliki hak usaha. Pengertian Franchising (Pewaralabaan) adalah penjualan paket usaha komprehensif dan siap pakai yang mencakup merek dagang, material dan pengolaan manajemen.
Dalam praktek pelaksanaannya, dapat dijumpai beberapa tipe franchising, yaitu :
a.      Trade name franchising
dalam tipe ini franchisee memperoleh hak untuk memproduksi, sebagai contoh, PT. Great River memiliki hak untuk memproduksi pakaian dalam Triumph dengan lisensi dari jerman.
b.      Product distribution franchising
Dalam tipe ini, franchisee memperoleh hak untuk distribusi di wilayah tertentu, misalnya soft drink, cosmetics.
c.       pure franchising/ bisiness format
dalam tipe ini franchisee memperoleh hak sepenuhnya, mulai dari trademark, penjualan, peralatan, metode operasi, strategi pemasaran, bantuan manajemen dan teknik, pengendalian kualitas, dan lain-lain. Contohnya adalah restaurant, fast food, pendidikan, dan konsultan.



Sumber:
http://rajapresentasi.com/2009/04/brand-awareness-dan-top-of-mind/ diakses pada 28 november 2013 pukul 00.48 wib


Perbedaan Corporate Identity dengan Brand

 Corporate Identity  
Corporate Indentity atau Identitas Perusahaan adalah suatu bentuk visual yang akan menjadi identitas perusahaan itu. Corporate Identity lebih kea rah aplikasi tampilan perusahaan tersebut, yaitu seperti Logo, Satationary, Print Ads (flyer, brosur, dll), Desain pakaian (penggunaan baju yang berbau nama perusahaan oleh karyawan tersebut), bentuk komunikasi lain (norma, sikap, dll). Dan segala sesuatu yang terlihat, yang mempresentasikan bisnis itu sendiri.
Warna-warna, fonts, layout, atau sebuah gaya yang khas bisa membentuk identitas perusahaan. Seperti sebuah set of style yang orang-orang akan “ngeh” setiap kali mereka melihat beberapa element dari identitas perusahaan.
Tampilan dari corporate identity juga harus unik agar tampak menonjol atau berbeda dari preusan lain dan juga agar masyarakat langsung “ngeh” pada saat melihat  identitas perusahaan itu.
contohnya:




 Brand  
Brand merupakan alat identitas bagi penjual atau produsen, bisa berupa nama, logo, trademark, bentuk, iklan, slogan, maupun penggunaan kombinasi warna.
Brand merupakan gambaran sebuha perusahaan. Menggambarkan apakah reputasi perusahaan itu dihormati oleh masyarakat dan membangun kepercayaan kepada produk perusahaan tersebut.
Kita ambil contoh, Starbucks. Begitu mendengar nama itu, hal apa yang lantas terbayang dalam benak kita? Kopi, hijau, ramah lingkungan, modern, casual, mahal, berkelas? Itulah identitas yang disematkan pada Starbucks.


Nah, ini lah yang disebut dengan “The Power of Branding”. Banyak hal yang bisa di-”branding”-kan bahkan termasuk Lady Gaga, Apple, Manchester United, tempat-tempat, dan lain-lain.


Sumber:

Rabu, 16 Oktober 2013

Brand



Brand
Komunikasi pemasaran erat kaitannya dengan aktivitas branding. Tujuan komunikasi pemasaran salah satunya adalah penguatan branding, sebaliknya branding yang kuat akan berdampak pada komunikasi pemasaran. Berikut ini definisi dan pemahaman tentang branding (personal branding, product branding, corporate branding, city branding, destination branding, political branding dan state branding). Penjelasan berikut akan disertakan contoh masing-masing.

Definisi Brand
Tom Duncan (2005:71) dalam Alifahmi (2012) mengatakan, “Brand is a perception resulting from experiences with, and information about, a company or a line of products”. Pengertian tersebut mengantarkan kita ke pemahaman bahwa sebuah brand adalah sebuah persepsi yang dihasilkan dari pengalaman dan informasi mengenai perusahaan atau produk.
Pengertian yang agak berbeda dikemukakan Schneider dkk. (2006:654-655) yang mengatakan,”a brand is a name, term, design, symbol, or combination of these elements that identifies a product or service and ditinguishes it from its competitors.  A brand can be used to identify one product, a family of related products, or all products of a company.”. Schneider beserta rekan-rekannya mengatakan bahwa brand adalah nama, istilah, desain, simbol, atau kombinasi dari berbagai hal tersebut yang mengidentifikasikan dan membedakan sebuah produk atau pelayanan dengan pesaingnya. Konsep tentang pembeda dilengkapi oleh Schneider dan rekan-rekannya. Pengertian itu sejalan dengan pengertian Alifahmi (2012) yang mengatakan “Sebuah merek (brand) merupakan persepsi yang berasal dari pengalaman atau informasi suatu produk. Karena itu, mereklah yang membedakan suatu produk dengan yang lain. “

Zulkarnain Nasution (2012) dalam bahan ajar perkuliahannya memaparkan bahwa brand adalah:
1.      janji penjual untuk secara konsisten menyampaikan serangkaian ciri-ciri, manfaat dan jasa tertentu kepada para pembeli. “
2.      Simbol penggambaran seluruh informasi yang berkaitan dengan produk atau jasa.
3.      Terdiri dari nama, logo dan seluruh elemen visual lainnya seperti gambar, tipografi, warna, dan simbol.
4.      Visualisasi dari citra yang ingin ditanamkan di benak konsumen.

Branding
Tom Duncan dalam Alifahmi (2012) mengatakan “Branding, the process of creating a brand image that engages the hearts and minds of customers, is what separates similar products from each other. “ Branding ini adalah usaha untuk membangun brand yang menyasar hati dan pikiran konsumen yang telah terbagi dengan produk-produk sejenis.

Brand Position
Alifahmi (2012) dalam bahan ajar perkuliahannya mnjelaskan bahwa “Brand Position is the standing of a brand in comparison with its competitors in the minds of customers, prospects, and other stakeholders.” Brand position ini adalah letak atau posisi brand di benak konsumen, calon konsumen, dan stakeholders yang dibandingkan dengan para pesaing.

Brand Characteristics
            Masih dalam bahan ajar Alifahmi (2012) menjelaskan karakteristik brand dibedakan menjadi dua hal:
1.            Tangible Attributes
Brand dalam karakteristiknya yang pertama memiliki tangible attributes atau atribut yang terlihat atau langsung bisa dirasakan dengan alat indra secara mudah.
a.       Design
Atribut terlihat pertama yang dimiliki oleh brand adalah desain. Sebuah desain dari produk tentu dengan sangat kentara bisa dilihat. Desain ini biasanya merupakan hal pertama yang menyampaikan kesan bahwa sebuah produk berbeda dengan produk lain.
b.      Performance
Atribut terlihat berikutnya adalah performance. Performance ini biasanya tidak bisa terlihat dalam sekali lihat, namun akan sangat terasa biasanya saat telah mencoba langsung produk atau jasa. Misalkan performance dari sabun mandi adalah keharuman dan kebersihan, performance dari sepeda motor adalah tarikan dan kenyamanan, dan performance dari makanan adalah rasa.
c.       Ingredients (Components)
Atribut berikutnya adalah ingredients. Bahan pembentuk dari produk bisa terlihat dan akan menentukan kualitas dari produk. Contohnya, ttribut dari mobil mewah biasanya kursinya dibalut bahan kulit berkualitas tinggi.
d.      Size/Shape
Atribut berikutnya yang bisa terlihat adalah ukuran dan bentuk. Tentu ukuran ini dengan sangat mudah diidentifikasi. Sebuah produk sepeda motor wanita mempunyai bentuk dan ukuran yang pas ukuran wanita yang cenderung kecil.
e.       Price
Harga dari sebuah produk adalah atribut yang terlihat. Harga brand-brand terkenal biasanya akan dibuat jauh dari harga pokok penjualan untuk mendongkrak eksklusifitas dari harga ini.
f.        Marcomm
Bentuk pemasaran dari sebuah produk juga langsung bisa dilihat. Event-event, brosur-brosur, dan spanduk.

2.            Intangible Attributes
Brand dalam karakteristiknya yang kedua memiliki intangible attributes atau atribut yang tidak terlihat atau hanya bisa dirasakan atau dipikirkan.
a.       Value
Nilai dari sebuah produk tidak bisa terlihat namun bisa langsung terlihat.  Sebuah produk i phone mungkin memiliki desain dan warna sama dengan handphone merek biasa, namun bagi sebagian orang memiliki nilai yang lebih tinggi
b.      Brand Image
Brand Image adalah kesan yang didapat dari pengalaman atau informasi yang berkenaan dengan produk tertentu. Brand image sebuah sedan BMW tentu lebih ekslusif dan elegan dibandingkan dengan brand image Toyota Avanza.
c.       Image of store where sold
Gerai yang menjual suatu produk juga turut menyumbang karakteristik atribut yang tidak terlihat dari sebuah produk. Sebuah gerai dari kedai kopi Strabucks tentu tidak akan dibuka di sebuah pelosok desa karena pertimbangan adanya atribut ini selain faktor tidak adanya pembeli.
d.      Perceptions of users of the brand
Konsumen atau pengguna suatu produk juga menyumbangkan atribut dari sebuah brand. Blackberry pada awal kemunculannya menjadi produk yang sangat eksklusif karrena penggunannya hanya para pengusaha. Setelah penggunanya menyebar ke berbagai lapisan masyarakat, ekslusifitas dari brand Blackberry menurun.

Fungsi brand
Brand mempunyai beberapa fungsi menurut Zulkarnain (2012) juga dalam bahan ajar perkuliahannya menjelaskan bahwa:
1.            Alat pembeda suatu produk dengan pesaingnya.
Suatu produk akan memiliki perbedaan dengan pesaingnya bila memiliki brand yang kuat. Sepatu Nike dengan brand berupa centang akan dengan mudah dibedakan dari sepatu Adidas yang memiliki logo tiga garis sejajar.
2.            Alat promosi dan daya tarik produk
Produk yang memiliki brand akan dengan mudah dipromosikan dan menjadi daya tariknya. Promosi sepatu Nike akan dengan mudah mempromosikan produknya dengan menampilkan logo centangnya di suatu acara. Pengunjung akan dengan mudah mengenali bahwa acara tersebut di dukung oleh Nike dengan melihat logo tersebut walaupun tanpa keterangan-keterangan banyak. Salah satu daya tarik logo Nike adalah simpelnya desain yang ada sehingga menghasilkan produk.
3.            Alat pembangun citra, pemberi keyakinan, jaminan kualitas dan prestise
Sebuah brand juga berfungsi membentuk citra dengan memberi alat pengenalan pertama kepada masyarakat. Keyakinan, kualitas dan prestise sebuah produk akan melekat dalam sebuah brand dari pengalaman dan informasi dari produk tersebut.
4.            Alat pengendali pasar
Pasar akan mudah dikendalikan oleh brand yang kuat. Brand ini akan menjadi peringatan bagi para kompetitornya untuk mengambil setiap langkah yang diambilnya. Selain itu masyarakat akan dengan mudah diberi informasi tambahan dengan adanya brand yang diingat olehnya.

Personal Branding
Lair, Sullivan, dan Cheney (2005) dalam Nurzal (2009) menjelaskan “Personal Branding merupakan proses dimana anda dipandang sebagai sebuah brand (merek) olehtarget market anda.” Ahli lain, Montoya (2009) menjelaskan bahwa “personal branding  adalah image yang kuat dan jelas yang ada di benak klien anda mengenai diri anda sendiri. Tiga aspek penting  personal brand tersebut adalah anda sendiri (you), janji (promise) dan hubungan (relationship).”

ü            Tujuan
Tujuan dari dilaksanakannya personal branding memfokuskan pada diri sendiri untuk mencapai target market dan membentuk bagaimana mereka berpikir tentang diri dan bagaimana mereka memandang diri .

ü            Fungsi
Fungsi dari personal branding adalah:
1.      merubah nama diri menjadi sebuah produk yang berbeda dibandingkan pesaing.
2.      menarik lebih banyak klien yang menguntungkan.
3.      membantu mempertahankan klien utama sekalipun bisnis sedang lesu bagi setiap orang.

Formula
Powerfull Personal Branding= Target + Specialization + Visibility + Customer
Satisfaction
Nurzal (2009) membagi formula untuk membentuk personal branding yang kuat:
Personal Branding yang kuat membutuhkan perencanaan prospek siapa saja dan dimana saja anda memberikan layanan. Target market ini bisa berupa lokasi secara geografis, lifestyle, pendapatan, gender, pekerjaan, dan umur.
Hal yang dibutuhkan lain adalah seorang yang membangun personal branding harus menjadi spesialis dalam bidang yang dikuasai. Hal yang biasa dilakukan orang adalah ingin menjadi serba bisa dalam segala hal. Hal itu sama sekali tidak mendukung personal branding. Kemudian visibility selalu menjaga ingatan target khalayak sasaran anda dengan selalu eksis dibutuhkkan dalam usaha ini. Hal penting berikutnya dalam mendukung  personal branding adalah memuaskan klien. Pemuasan klien ini umumnya didapat dari totalitas yang diberikan dalam mengerjakan spesialisasi tersebut.
Tahap proses
Proses pembentukan dari personal branding ini dimulai dari diri sendiri (you). Metode komunikas bisa diterapkkan dalam tahap ini untuk menyampaikan dua hal penting. Pertama, yaitu menyampaikan siapa diri anda dan menyampaikan apa spesialisasi yang diambil.
Tahap kedua yang dilakukan adalah memformulasikan sebuah janji yang tertanam dalam diri ketika menghadapi target. Sebuah janji akan terlihat ketika pengalaman bertemu berhubungan dengan klien sudah terbentuk cukup lama dan informasi tentang diri telah tersampaikan dengan baik. Aspek berikutnya adalah menjaga hubungan yang mempunyai pengaruh atas klien.
Contoh Personal Branding yang bagus diterapkan oleh artis Arie Lasso. Ia pernah terpuruk ketika terkena masalah narkoba. Masalah semakin pelik ketika ia dikeluarkan dari grup band yang selama ini membesarkan namanya yaitu Dewa. Ia membangun personal branding setelah melakukan rehabilitasi narkoba. Ia terus membuat karya yang akhirnya bisa melejitkan namanya kembali dalam dunia hiburan. Berpisahnya ia dengan Dewa dan berhasilnya pembangunan branding personal dirinya membuat prestasinya semakin cemerlang.

Political Branding
Sebuah political branding memerlukan pembangunan dua unsurnya yaitu brand vision dan brand philosophy. Political Brand ini berbeda dengan product branding. Proses political brand ini membutuhkan peningkatan kualitas visi dan kekuatan tokoh ataupun lembaga politik tertentu daripada sekedar mengangkat prestise atau wibawanya.
Proses yang harus dilakukan terlebih dahulu sebelum tahapan branding yang lain adalah dalam political branding adalah memberikan pemahaman terhadap citra, karakter, kinerja, track record dan tujuan besar dari lembaga ataupun personal dalam politik.
Contoh dari political Branding saat ini yang sangat populer adalah manuver politik SBY. Presiden yang memimpin Indonesia saat ini dikesankan oleh masyarakat sebagai sosok pemimpin yang terlalu berlebihan dalam membangun citra dirinya.  Keadaan ini cenderung ekstrim terjadi karena bila dilihat hasil kepemimpinannya juga tidak bisa digolongkan sebagai kepemimpinan yang buruk. Masyarakat hanya tidak bisa melihat keterkaitan antara citra dirinya yang dibentuk sebagai sosok yang berwibawa dan kalem, sementara kinerja personalnya cenderung dinilai sangat kurang. Masyarakat akhirnya menerima terlalu berlebih pembangunan citra dengan tidak adanya korelasi dengan kinerja personal presiden, walaupun secara pemerintahan keseluruhan kinerjanya tergolong bagus. Keadaan itu membuat citra Presiden akhirnya merosot. Kemerosotan ditambah dengan banyaknya tokoh partai asal Presiden banyak tertangkap melakukan tindakan korupsi.
Melihat hal ini akhirnya masyarakat memandang negatif usaha branding ataupun pencitraan. Sebenarnya tidak ada yang salah dengan branding bila dilakkukan sesuai dengan kaidah branding yang seharusnya. Setidaknya terdapat tiga kesalahan pokok menurut Khalid Zabidi seorang pengajar Komunikasi Visual Universitas Paramadina dan Peneliti The Independent Society yang terjadi dalam proses branding saat ini. Pertama, kekeliruan memahami konsep branding dan personal identity, kedua: ketidakcocokan antara political branding dengan karakter diri, ketiga; political branding yang berubah-ubah mengikuti keinginan khalayak yang hendak dituju demi perolehan suara.
Bisa dijelaskan bahwa tidak adanya pemahaman yang memadai tentang personal identity dan proses branding. Pemahaman tersebut menimbulkan tidakan yang kurang sesuai dengan tidak adanya usaha mengkolerasikan antara personal identity dan proses branding yang dilakukan. Kemudian tindakan political branding yang berubah-ubah menurut keinginan umum masyarakat membuat swing voters tidak memiliki figur politik yang pasti.
Pembangunan brand politik yang tergolong sukses saat ini adalah pembangunan personal branding dari Dahlan Iskan. Ia menggunakan besarnya sumber daya media yang ia punya, disaat bersamaan juga ia melakukan tindakan nyata sesuai pemberitaan di media-medianya. Ia berhasil membawa berbagai BUMN yang ia pimpin berkembang pesat. Setiap pemikiran dan sepak terjang yang ia lakukan selama ini selalu dipantau jaringan pemberitaan JPNN nya. Saat ini ia mengambil langkah ekstrim dengan memposisikan diri head to head dengan para anggota DPR. Langkah yang riskan ini tentu telah dipertimbangkan dengan matang olehnya beserta media yang mem-backing dia.  Tindakan ia ini masih sangat dini untuk dinilai, tetapi keberaniannya dalam bermanuver untuk menciptakan sensasi perlu diberi apresiasi khusus dalam program personal brandingnya.

City Branding
City branding adalah identitas, simbol, logo, atau merek yang melekat pada suatu daerah. Keuntungan yang didapat ketika sebuah kota melakukan city branding yaitu kota tersebut bisa dikenal luas, mempunyai tujuan khusus, mampu menghadirkan investasi, menguatkan tujuan wisata, tempat tinggal, dan event-event. Mampu meraih persepsi-persepsi positif.
City Branding ini merupakan sebuah janji yang diberikan kepada setiap orang atau kelompok yang berhubungan dengan suatu kota. Membangun City Branding menurut Kukrit Suryo W. yang dikutip harian Suara Merdeka adalah memilah dan melihat potensi apa saja yang dimiliki suatu kota. Joko Widodo yang saat ini menjabat walikota Jakarta mengatakan bahwa mengelola kota dibutuhkan tiga hal, yaitu manajemen produk, manajemen merek, dan manajemen konsumen. Manajemen produk diperlukan untuk memperbaiki kota secara total.
Contoh city branding yang terkenal adalah “Never ending Asia” dari kota Jogja. Bisa dikatakan city branding ini sukses membuat kesan para wisatawan, karena sesuai dengan potensi Jogja yang kaya akan budaya. Jogja dalam membranding kotanya menggandeng kobnsultan asing “Landor” yang telah berhasil memperbaiki brand Garuda Indonesia, Fedex, dan Ferrari, dan beberapa konsultan lain seperti Mark Plus & Co. dan IMA. Pemilihan nama Jogja daripada Yogya ataupun Yogyakarta telah melalui penelitian terlebih dahulu yanng  hasilnya lebih mudah diucapkan. Tagline “Never Ending Asia” juga melalui penelitian yang memperkuat fakta bahwa Jogja bisa memberi janji bahwa dengan datang ke Jogja orang bisa menemukan pengalaman yang tidak ada habisnya.

State Branding
State Branding atau nation branding adalah usaha yang dilakukan untuk membangun dan menjaga citra suatu negara secara holistik. Pembentukan citra suatu negara baik internal maupun eksternal berbasis pada nilai dan persepsi positif yang dimiliki sehingga mendapatkan posisi diantara negara-begara lain di dunia. Secara prosespembentukan dan pengembangannya tentu tidak beda dengan city branding maupun destination branding karena hanya memang berbeda cakupannya.
Negara yang berhasil membangun state brandingnya adalah Malaysia dengan slogannya “Malaysia Trully Asia”. Malaysia mampu mengembangkan negaranya dengan baik melalui usaha brandingnya. Ia mampu membangun prasarana dan meyakinkan dunia untuk menggelar event-event dunia seperti balap formula one dan moto gp. Tim sepakbola kelas dunia juga setiap tahun tidak absen untuk datang begitupun pula artis dunia yang selalu nyaman untuk menggelar konser di Malaysia. Bangunan Petronas menjadi daya tarik sendiri dan menjadi ikon yang cukup berpengaruh besar.

Destination Branding
Destination branding adalah usaha merubah persepsi seorang terhadap suatu tempat atau tujuan termasuk melihat perbedaan sebuah tempat lainnya untuk dipilih sebagai tujuan. Konsep deestination branding harus berdasar passion dan identitas yang menarik dan saling berhubungan dengan berbagai hal yang akan meudahkan orang memiliki asosiasi dengan tempat tersebut. Komponen pembentuk destination branding adalah pariwisata, people, governance, export, investment/immigration, culture and heritage.
Destination Branding yang sedang dibangun Indonesia seperti Pulau Komodo. Branding yang dibangun berbagai pihak dan masyarakat Indonesia dalam mengangkat nama Pulau Komodo di dunia pariwisata beberapa waktu lalu sempat menjadi perhatian. Memasukkan dalam peringkat tujuh keajaiban dunia salah satu usahanya. Hewan endemik komodo yang tidak bisa dijumpai di tempat lain menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung dan calon pengunjung.

Product Branding
Balmer dan Gray , product brand adalah tanggung jawab manajerial dari manajer produk, tanggung jawab fungsional pemasaran, fokus pada poduk dan konsumen, serta komunikasi pemasaran sebatas marketing mix.
Product Brand yang sukses adalah produk kopi instan Top Kopi. Branding dari Top Kopi menggunakan ketenaran Iwan Fals sebagai bintang iklan. Fans dari Iwan Fals yang besar dimanfaatkan sebagai target pasar produk kopi baru ini. Lagu Iwan Fals yang berjudul “Bongkar” juga dengan cermat digunakan. Istilah bongkar digunakan sebagai asosiasi membongkar produk kopi lama yang digunakan masyarakat untuk diganti produk Top Kopi.

Corporate Branding
Corporate Brand lebih luas cakupannya daripada product branding. Corporate Branding bisa berbentuk tanggung jawab manajerial dari CEO, tanggung jawab sosial semua departemen, fokus pada citra perusahaan dan stakeholder, serta komunikasi pemasaran secara totalitas seperti PR, dan CSR.
Dalam Zulkarnain (2012) istilah corporate branding mengandung tiga unsur pokok yaitu brand experience, brand image, dan yang menjadi ciri khas adalah brand management.
1.            Brand experience
Brand Experience adalah pengalaman yang dibentuk oleh perusahaan untuk  khalayak yang berupa interaksi dengan merk perusahaan.
2.            Brand image
Brand Image adalah citra yang dibangun dalam alam bawah sadar konsumen melalui informasi dan ekspektasi dari produk atau jasa.
3.            Brand management
Seni dalam membangun dan mengelola merk untuk mencapai tujuan perusahaan.

Contoh yang nyata dalam pembangunan corporate branding adalah Garuda Indonesia. BUMN ini telah berhasil melewati keterpurukan setelah kecelakaan fatal yang terjadi dengan sekarang telah meraih penghargaan sebagai maskapai terbaik sekawasan Asia Tenggara.


Minggu, 13 Oktober 2013

Brand Kalbe

Dunia berubah, lingkungan berubah, dan kita semua menyadari bahwa satu-satunya halyang konstan adalah perubahan. Seperti makhluk hidup, perusahaan harus memiliki kemampuan beradaptasi dengan lingkungan yang terus berubah dari waktu ke waktu. Tidak banyak perusahaan Indonesia telah mampu bertahan, apalagi terus berkembang selama puluhan tahun. Salah satu contoh dari perusahaan Indonesia adalah PT Kalbe Farma Tbk.(Kalbe).
Hari ini, Kalbe diakui sebagai perusahaan farmasi regional terbesar di Asia Tenggara. Namun beberapa orang mungkin tidak menyadari bahwa semuanya dimulai di sebuah garasi kecil di daerah Tanjung Priok Jakarta Utara, Indonesia. Ketika mereka mendirikan Kalbe pada tanggal 10September 1966, enam pendiri mungkin tidak membayangkan bahwa Kalbe akan menjadi sukses seperti sekarang ini. Visi tajam, rasa tinggi semangat kewirausahaan dan kerja keras yang ditampilkan oleh para pendiri dan semua pekerja telah diaktifkan Kalbe untuk terus tumbuh dan menjadi perusahaan besar dan sukses hari ini.
Dengan skala usaha yang luas dan berbagai produk inovatif yang terus menjadi trendsetter di pasar, Kalbe adalah kelompok usaha yang selalu di garis terdepan. Meskipun demikian, Kalbe tidak akan pernah berhenti. Di masa mendatang, Kalbe bertekad untuk tidak hanya dikenal sebagai perusahaan regional, tetapi juga sebagai perusahaan global yang aktif  dibidang kesehatan dan melayani semua kebutuhan kesehatan masyarakat umum.


Latar Belakang

Kalbe didirikan pada tanggal 10 september 1966 oleh 6 bersaudara dengan melakukan usaha dimulai di sebuah garasi di kawasan Jakarta Utara dan lingkup kerjanya hanya dikawasan Jakarta saja. PT Kalbe Farma Tbk saat itu dipimpin oleh Dr. Boenjamin Setiawan dan F. Bing Aryanto serta didukung oleh keempat saudara lainnya. Dr. Boen adalah seorang dokter dan ahli farmakologi yang sangat paham tentang dunia farmasi, sedangkan Bing yang merupakan saudara Dr. Boen sangat jeli dalam melihat kesempatan mengembangkan bisnis Kalbe. Kegigihan dan ketekunan dalam menjalankan usahannya. Kalbe bertumbuh baik sehingga pada akhirnya memiliki pabrik di kawasan Pulomas, Jakarta Timur pada tahun 1971. Pendirian pabrik baru mengakibatkan daerah aktivitasnya mulai berkembang yang sebelumnya hanya di Jakarta mulai merambah ke daerah–daerah lainnya di Indonesia. Secara bertahap, PT Kalbe Farma Tbk membuka cabang-cabang di daerah dan dalam 10 tahun sejak berdirinya, PT Kalbe Farma telah mencakup seluruh wilayah Indonesia, selain itu Kalbe juga menduduki peringkat ketiga dari 20 perusahaan farmasi terbesar di Asia Tenggara.



Profil Perusahaan
PT Kalbe Farma Tbk adalah salah satu perusahaan farmasi terbesar di Indonesia yang sudah berdiri sejak tahun 1966. Visi Kalbe adalah menjadi dominan dalam bisnis kesehatan di Indonesia dan menjadi pemain dalam pasar global dengan brand yang kuat, peningkatan melalui manajemen yang bagus dan teknologi canggih. Misi Kalbe adalah meningkatkan kesehatan untuk kehidupan yang lebih baik. Nilai utama dari Kalbe adalah integritas, kerjasama yang kuat, inovasi, agility dan memberikan yang terbaik untuk konsumen.
Ada banyak faktor yang mendukung, menstimulasi dan mempercepat kemajuan Kalbe. Pada dasarnya ada 4 kunci sukses yang membuat Kalbe mampu berprestasi, yaitu:

  1. produk inovator yang bervariasi,
  2. strategi marketing yang solid,
  3. komitmen yang tinggi pada Research and Development
  4. sumber daya manusia yang reliabel.

Produk Kalbe
Dari sisi produk, PT Kalbe Farma Tbk terus mengembangkan line produknya sehingga menjadi salah satu perusahaan farmasi yang diperhitungkan di Indonesia, baik untuk kategori obat yang diresepkan (Ethical) atau obat yang dijual bebas (OTC/Over the Counter). Di tengah maraknya persaingan dengan perusahaan sejenis lainnya, Kalbe melakukan terobosan dengan mendiferensiasikan diri dalam beberapa hal. Untuk produk-produk yang diluncurkan, Kalbe selalu meluncurkan produk-produk yang invotif dan relatif memiliki diferensiasi dibandingkan para kompetitor. Dari sisi pemasaran, pada saat itu Kalbe  melakukan terobosan dengan mempelopori pola-pola pemasaran yang dilakukan perusahaan multinasional yang sekarang dikenal dengan nama medical representative. Terobosan lain yang memperlihatkan visi kuat Kalbe terhadap kualitas sekaligus untuk meraih kepercayaan asing adalah dengan melakukan kerja sama strategis dengan beberapa perusahaan multinasional khususnya perusahaan-perusahaan dari Negara Jepang.
Periode berikutnya, pada tahun 1976-1985 adalah era dimana perkembangan fisik masih terus berlangsung dan dilanjutkan dengan diversifikasi usaha. Pada tahun 1977, Kalbe sudah menjadi salah satu kekuatan utama pada kategori obat-obatan ethical dan mampu bersaing dengan perusahaan- perusahaan multinasional. Langkah berikutnya adalah memperkuat diri dibidang OTC (Over The Counter). Untuk itu, pada tahun 1977 didirikan PT Dancos Labolatories yang lebih memfokuskan diri di bidang OTC. Pada tahun 1985, Kalbe mengakuisisi PT Bintang Toedjo yang juga bergerak di bidang OTC serta PT Hexpharm Jaya yang sebagian besar produknya merupakan pemegang lisensi dari Jepang.



Kalbe memiliki fokus bisnis pada 4 divisi yang masing-masing memberikan kontribusi yang relatif seimbang, yaitu divisi obat resep, divisi produk kesehatan, divisi nutrisi serta divisi distribusi dan kemasan. Dengan didukung lebih dari 15.000 karyawan termasuk 4.000 tenaga pemasaran dan penjualan yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia, Kalbe mampu menjangkau 70% dokter umum, 90% dokter spesialis, 100% rumah sakit, 100% apotek untuk pasar obat-obat resep serta 80% untuk pasar produk kesehatan dan nutrisi.
Divisi Produk Kesehatan Kalbe meliputi kategori produk obat bebas bersifat kuratif serta produk-produk konsumsi yang memiliki manfaat kesehatan seperti suplemen dan produk bersifat preventif lainnya, minuman energi serta produk minuman kesehatan. 
Pada tahun 2009 Kalbe Farma melalui divisi produk kesehatan telah mengembangkan produknya, dengan mengeluarkan produk kesehatan yaitu produk minuman isotonic Fatigon Hydro. Fatigon Hydro merupakan minuman isotonik alami yang terbuat dari air kelapa asli yang diproses dengan teknologi UHT dan dipasarkan dalam kemasan tetrapack. Kalbe Farma merupakan produsen pertama yang mengeluarkan minuman isotonik dari bahan alami yaitu air kelapa asli di Indonesia.

Dalam kategori minuman kesehatan, Kalbe meluncurkan varian rasa baru Fatigon Hydro, minuman isotonik terbuat dari air kelapa murni, yakni varian rasa kelapa-jeruk. Sedangkan minuman energi E-Juss meluncurkan varian rasa baru yakni sari mangga dan sari jeruk asli. Untuk pertama kalinya di tahun 2010 Perseroan memasuki pasar baru kategori minuman jus siap saji melalui peluncuran produk minuman kesehatan terbuat dari buah dan sayuran Tipco Fruit Juice bekerja sama dengan perusahaan Thailand.



Produk Kalbe beberapa diantaranya adalah produk Promag dan Waisan yang menguasai pasar kelas terapi obat maag; produk Neo Entrostop di kelas terapi obat diare; produk Komix, Woods, Mextril dan Mixadin di kelas terapi obat batuk; serta produk Mixagrip, Mixagrip Flu dan Batuk dan Procold di kelas terapi obat flu. 


   Di samping itu, Kalbe juga memiliki produk unggulan Kalpanax dan Mikorex pada kelas terapi anti-jamur. Dalam segmen produk konsumsi dengan manfaat kesehatan yang bersifat preventif, Perseroan memiliki pula produk Cerebrovit, Fatigon, Sakatonik dan Xon-Ce yang cukup dominan pada pangsa pasar produk suplemen multivitamin dan Vitamin C; serta Produk Cerebrofort dan Sakatonik ABC untuk produk suplemen multivitamin anak.


Kalbe juga masuk ke pasar makanan kesehatan dengan Health Food Division. Dipercaya nutrisi yang baik penting bagi pemeliharaan kesehatan yang prima. Anak – anak adalah masa depan bangsa dan negara, nutrisi yang baik perlu diberikan sejak dini agar anak-anak sehat dan cerdas. Oleh karena itu, Kalbe membuat paket produk untuk bayi, ibu hamil, dan ibu menyusui. Juga membuat produk nutrisi untuk penderita diabetes, hepatitis dan pasien di RS.
Beberapa produknya aadalah susu seperti Morinaga Chil Kid, Morinaga Chil School, Morinaga Chil Mil, Morinaga BMT, Prenagen, Milna, Zee, Diabetasol, Entrasol dan Lovamil.
Selain itu, Kalbe juga mempunyai produk makanan rendah lemak yaitu Fitbar.


Beberapa diantaranya adalah produk Promag dan Waisan yang menguasai pasar kelas terapi obat maag; produk Neo Entrostop di kelas terapi obat diare; produk Komix, Woods, Mextril dan Mixadin di kelas terapi obat batuk; serta produk Mixagrip, Mixagrip Flu dan Batuk dan Procold di kelas terapi obat flu. 








Referensi: